Sebagaimana
halnya dunia pendidikan pada umumnya, pendidikan yang mensyaratkan keterlibatan banyak pihak di dalamnya. Kita
tidak bisa menyerahkan tugas pengajaran, terutama dalam rangka mengembangkan
karakter peserta didik, hanya
semata-mata kepada guru. Sebab, setiap peserta didik memiliki latar belakang
yang berbeda, yang ikut menentukan kepribadian dan karakternya. Oleh karena itu,
guru, orang tua maupun masyarakat seharusnya memiliki keterlibatan, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Selain
itu ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam rangka menjalankan
pendidikan karakter diantaranya sebagai berikut;
a. Partisipasi
Masyarakat
Dalam
hal ini, masyarakat meliputi tenaga pendidik, orangtua, anggota masyarakat, dan
peserta didik itu sendiri, semua komponen itu hendaknya dapat bekerja sama dan
membantu memberikan masukan, terutama mengenai langkah-langkah penanaman
karakter bagi peserta didik.
Oleh
sebab itu, setiap sekolah yang akan menerapkan pendidikan karakter bagi peserta
didiknya harus memiliki badan khusus yang dibentuk sebagai sarana komunikasi
antara peserta didik, tenaga pendidik, orangtua dan masyarakat. Badan ini
bertugas membicarakan konsep dan nilai-nilai yang diperlukan untuk mendidik
karakter peserta didik.
b. Kebijakan
Pendidikan
Meskipun
pendidikan karakter lebih mengedepankan aspek moral dan tingkah laku, namun
bukan berarti sama sekali tidak
menetapkan kebijakan-kebijakan. Sebagaimana dalam dunia formal pada umunnya.
Sekolah tetap menetapkan landasan filosofi yang tepat dalam membuat pendidikan
karakter, serta menentukkan dan menetapkan tujuan, visi dan misi, maupun
beberapa kebijakan lainnya, hal ini bisa dilakukan dengan mengadopsi kebijakan
pendidikan formal atau kebijakan baru.
c. Kesepakatan
Betapapun
pentingnya dan mendesaknya lembaga pendidikan menerapkan pendidikan karakter
sebagai tambahan kurikulum di dalamnya, namun bukan berarti itu ditetapkan
secara sepihak. Sekolah harus mengadakan pertemuan dengan orang tua peserta
didik terlebih dahulu dengan melibatkan
tenaga guru dan perwakilan masyarakat guna mencari
kesepakatan-kesepakatan di antara mereka. Pertemuan itu bertujuan memperoleh
kesepakatan definisi pendidikan karakter, fungsi dan manfaatnya, serta cara
mewujudkannya.
d. Kurikulum
Terpadu
Agar
tujuan penerapan karakter dapat berjalan secara maksimal, sekolah perlu membuat
kurikulum terpadu di semua tingkatan
kelas. Sebab, setiap peserta didik memiliki hak yang sama untuk mendapatkan materi
mengenai pengembangan karakter. Oleh karena itu, meskipun pendidikan karakter
perlu diperkenalkan sejak dini, namun bukan berarti tidak berlaku bagi peserta
didik yang sudah dewasa. Dan, salah satu cara penerapannya adalah pemberlakuan
kurikulum terpadu dengan semua mata pelajaran.
e. Pengalaman
Pembelajaran
Pendidikan
karakter sebenarnya lebih menitik beratkan pada pengalaman daripada sekedar
pemahaman. Oleh karena itu, melibatkan peserta didik dalam berbagai aktivitas
positif dapat membantunya mengenal dan mempelajari kenyataan yang dihadapi
Pelayanan
yang baik oleh seorang guru berupa kerja sama, pendampingan, dan pengarahan
optimal, yang merupakan komponen yang perlu diberlakukan secara nyata. Sebab,
hal itu akan memberikan kesan positif bagi peserta didik dan mempengaruhi cara
berpikirnya sekaligus karakternya
f. Evaluasi
Guru
perlu melakukan evaluasi sejauh mana keberhasilan pendidikan karakter yang
sudah diterapkan .evaluasi dilakukan tidak dalam ragka mendapatkan nilai,
melainkan mengetahui sejauh mana peserta didik mengalami perilaku di bandingkan
sebelumnya.
Dalam
hal ini, guru harus mengapresiasi setiap aktivitas kebaikan yang dilakukan peserta didik, kemudian
memberinya penjelasan mengenai akibat aktivitas tersebut dalam pengembangan
karakternya.
g. Bantuan
Orang Tua
Untuk mendukung
keberhasilan, pihak sekolah hendaknya meminta orangtua peserta didik untuk ikut
terlibat memberikan pengajaran karakter ketika peserta didik berada di rumah.
Bahkan, sekolah perlu memberikan gambaran umum tentang prinsip-prinsip yang
diterapkan disekolah dan dirumah, seperti aspek kejujuran, dan lain sebagainya.
Tanpa melibatkan
peran orangtua di rumah, berarti sekolah akan tetap kesulitan menerapkan
pendidikan karakter terhadap peserta didik. Sebab, interaksinya justru lebih
banyak di habiskan dirumah bersama keluarga.
h. Pengembangan
Staf
Perlu
disediakan waktu pelatihan dan pengembangan bagi para staf di sekolah sehingga
mereka dapat membuat dan melaksanakan pendidikan karakter secara berkelanjutan.
Hal itu termasuk waktu untuk diskusi dan pemahaman dari proses dan program,
serta demi menciptakan pelajaran dan kurikulum selanjutnya. Perlu di ingat
bahwa semua pihak disekolah merupakan sarana yng perlu dimanfaatkan untuk
membantu menjalankan pendidikan karakter
i.
Program
Program
kependidikan karakter harus dipertahankan dan diperbaharui melalui pelaksanaan
dengan perhatian khusus pada tingkat komitmen yang tinggi dari atas, dana yang
memadai, dukungan untuk koordinasi distrik staf yang berkualitas tinggi,
pengembangan profesional berkelanjutan dan jaringan, serta dukungan system bagi
guru yang melaksanakan program tersebut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar